Latihan Bergerak Setelah Stroke
Setelah serangan stroke menyerang pasien akan
mengalami berbagai keterbatasan gerak karena gangguan di otaknya. Untuk
membantunya bergerak dari tempat tidur, kursi roda atau menggunakan alat bantu
lainnya harus dengan cara yang benar. Ini dilakukan agar pasien dan Anda
sebagai orang yang merawatnya tidak mengalami cidera.
Kita
harus memahami bahwa problem yang paling sering dijumpai pada
pasien stroke adalah problem gerak dan fungsi tubuh yang dapat menghambat
aktivitas sehari-hari pasien. Sebagai anggota keluarga yang merawat orang yang
anda cintai, anda harus memiliki pengetahuan yang memadai selain penyakit
stroke secara umum, juga pengetahuan
tentang gangguan gerak dan aktivitas serta bagaimana cara yang tepat untuk merawat
dan membantu orang yang anda cintai bergerak dan beraktivitas.
Kita
juga harus mengetahui bahwa semua tehnik merawat dan membantu
pasien untuk bergerak dan beraktivitas bertujuan untuk membuat pasien bisa
mandiri dan bergerak dengan pola gerakan senormal mungkin. Dengan tehnik merawat dan membantu
pasien stroke yang benar akan menghindarkan orang yang Anda cintai dari cedera.
Pembahasan
kita kali ini adalah tentang adalah panduan umum latihan bergerak bagi pasien stroke.
Terutama untuk pasien yang membutuhkan banyak bantuan. Sebelumnya Anda harus tahu bahwa kondisi
pasien bisa berbeda-beda.
Jadi memang tidak ada satu tehnik baku yang berlaku untuk semua kondisi. Jadi, jika anda ragu dengan kesesuaian panduan ini untuk pasien, silakan
menghubungi fisioterapis untuk membantu anda memberikan bantuan yang lebih
tepat untuk pasien yang anda rawat.
Ok, berikut kita akan mempelajari segala hal tentang cara
membantu pasien stroke bergerak mulai dari memberi pemahaman dan membantu
mereka bergerak dari tempat tidur dan kursi roda.
Membantu Pasien Stroke
Bergerak dan Beraktivitas
Membantu
pasien stroke bergerak artinya
membantu pasien agar bergerak
dengan aman,
nyaman dan mandiri. Juga membuat bagaimana pasien bergerak senormal mungkin. Berikut
ini adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam membantu pasien bergerak.
1.
Jangan tergesa-gesa. Tunggu hingga pasien
melakukan gerakan atau aktivitas
dengan baik.
- Gerakkan dengan pelan dan hati-hati
- Berikan waktu kepada penderita
stroke untuk berfikir.
2. Katakan dan terangkan dahulu bantuan
seperti apa yang akan Anda berikan kepada pasien. Pastikan pasien memahami apa
yang anda maksud.
- Gunakan instruksi yang sederhana
dan bahasa yang dimengerti
- Jika perlu peragakan apa yang Anda
maksud
3. Berilah kesempatan penderita stroke melakukan
gerakan dan aktivitas
semaksimal mungkin yang dapat dilakukan, dan bantulah jika penderita membutuhkan.
- Anda harus memahami kemampuan
pasien dan keterbatasannya
- Anda harus memahami kapan waktu
untuk membiarkan melakukan gerak dan aktivitas sendiri dan kapan saat harus
dibantu.
- Selalu tunggu respon dari pasien,
misalnya saat membantu miring ke sisi yang sehat, tunggu pasien berusaha
bergerak ke sisi sehat, jika kesulitan atau bergerak dengan pola tidak
sewajarnya orang miring berilah bantuan
4.
Gunakan tehnik yang aman untuk tubuh
anda dan pasien yang anda rawat:
- Ketahui kemampuan diri anda dalam membantu pasien. Mintalah
bantuan orang lain jika diperlukan
- Jangan menarik tangan yang lemah,
karena dapat menyebabkan cidera dan nyeri.
Pengaturan Posisi di
Tempat Tidur
Pasien
yang tidak bisa miring atau merubah posisi tubuhnya sendiri di tempat tidur
membutuhkan bantuan untuk alih posisi dan pengaturan posisi. Hal ini dapat
mengurangi resiko lecet akibat satu bagian tubuh tertekan dalam waktu yang lama.
Tujuan dari pengaturan posisi antara lain untuk:
- Memposisikan tubuh agar tetap dalam
postur normal
- Mencegah posisi tubuh yang dapat
merubah tonus menjadi abnormal
- Meningkatkan awarenes
terhadap sisi bagian tubuh yang lemah
Tidur terlentang
Untuk
menempatkan penderita stroke dalam posisi yang nyaman, ikutilah langkah berikut:
- Katakan kepada pasien apa yang akan
anda lakukan
- Pastikan kepala pasien dalam posisi
netral, tidak terlalu menunduk ke depan atau mendongak ke belakang.
- Sanggah kepala, lengan, pinggang dan
paha yang lemah dengan bantal.
Tidur
Miring
Miring
ke Sisi Lemah
Miring ke sisi yang lemah lebih
mudah dilakukan pasien dibandingkan dengan miring ke sisi sehat. Namun, dalam
keadaan kelemahan yang parah anda dapat membantu mengatur posisi pasien miring
ke sisi yang lemah dengan cara sebagai berikut:
- Katakan
kepada pasien apa yang ingin anda lakukan
- Pastikan
pasien telah siap.
- Miringkan
pasien ke sisi lemah, jika Anda kesulitan minta bantuan orang lain.
- Ingat !
jangan menarik tangan atau lengan yang lemah.
- Pastikan
leher sedikit menunduk ke depan dalam keadaan nyaman.
- Posisikan
tungkai kaki yang lemah sedikit di belakang tubuh pasien dalam posisi
lurus
- Posisikan
bahu yang lemah sedikit di depan badan pasien dengan siku lurus.
- Letakkan
bantal dibawah lengan atas di depan perut untuk mencegah agar pasien tidak
terjatuh ke depan.
- Tekuk paha
(hip) dan lutut sisi sehat untuk mencegah agar tidak kembali terlentang.
- Letakkan
bantal diantara dua tungkai untuk mencegah gesekan dan menambah kenyamanan.
Miring ke Sisi Sehat
Memposisikan penderita ke sisi yang sehat sama dengan memposisikan
pasien ke sisi yang lemah. Penderita dengan kelemahan yang berat akan sulit
untuk mempertahankan posisi ini, dan cenderung berguling kebelakang kembali
terlentang. Yang perlu diperhatikan adalah posisi lengan saat memiringkan ke
sisi sehat. Berikut ini langkah memiringkan pasien ke sisi sehat.
Dalam posisi terlentang, tekuk kedua lutut untuk memudahkan saat
berguling ke samping
a. Perhatikan lengan yang lemah, jangan sampai tertinggal di belakang
saat menggulingkan ke sisi yang sehat.
b. Instruksikan pasien untuk menoleh ke sisi sehat. Akan lebih mudah lagi apabila pasien mengangkat kepala dan melihat ke sisi mana ia hendak dimiringkan.
Bridjing
(Mengankat pantat)
Mengangkat pantat saat berbaring di tempat tidur mempunyai banyak manfaat. Salah satunya adalah memudahkan saat pasien harus mengganti celana atau pampers. Mengangkat pantat juga berguna untuk memudahkan menggeser pasien ke atas dan ke samping. Anda dapat mengikuti instruksi dan ilustrasai gambar di bawah ini untuk memudahkan merawat orang yang anda cintai.
- Bantulah pasien menekuk kedua
lutut, dan posisikan kedua telapak kaki menapak di tempat tidur.
- Perintahkan dan bantu pasien
mengangkat pantat dengan menekan kedua kaki ke tempat tidur, jangan lupa
satu tangan membantu mempertahankan posisi kaki yang lemah agar tidak
tergelincir.
- Anda bisa memodifikasinya: tekan
kuat kaki ke tempat
tidur untuk menggeser badan ke atas, atau
menggerakkan pantat ke kanan atau ke kiri untuk bergeser ke kanan dan ke
kiri.
Mendudukkan
pasien
1. Katakan kepada pasien apa yang akan anda
lakukan, jika perlu peragakan,
supaya pasien
mengerti langkah-langkahnya.
2. Tekuk kedua lutut.
3. Mintalah pasien untuk mengangkat kepala dan
tengok ke arah kemana hendak dimiringkan
4. Miringkan pasien, jangan sampai lengan
yang lemah (sakit) tertinggal, dan posisikan seperti posisi ketika miring
(lihat tips memiringkan pasien)
5. Setelah miring, dorong kedua lutut ke
dada
6. Lalu tarik kedua kaki ke sisi tempat tidur
(menggantung di sisi tempat tidur)
7. Angkat dengan kedua tangan dan dudukkan.
Berdiri dari Posisi Duduk,
atau Duduk ke Berdiri
Mungkin
anda perlu membantu penderita untuk berdiri. Katakan kepada penderita untuk
mengikuti instruksi berikut:
1. Geser posisi duduk pasien agak sedikit
maju
2.
Buka kaki pasien selebar bahu.
3. Posisi tumit agak mundur sedikit
dibelakang lutut. Pastikan telapak kaki menempel sempurna ke lantai.
4. Berdirilah di depan pasien. Tekuk lutut Anda dan rangkul
punggung pasien dari bawah ketiak pasien.
5. Tarik punggung pasien hingga hingga
sejajar dengan lutut pasien. Ingat! Jangan menarik tangan yang lemah.
6. Siapkan kuda-kuda, tegangkan perut dan
punggung Anda. Mintalah pasien untuk mengangkat pantatnya lalu dorong lutut pasien dengan kedua lutut
anda! Jaga agar distribusi berat
badannya seimbang di kedua kaki.
7.
Angkat pasien hingga berdiri.
Posisi Duduk Di Kursi
Perlu
diperhatikan posisi duduk pasien. Saat duduk badan harus tegak, pantat harus ke
belakang sejajar dengan sandaran kursi. Biasanya pantat digeser ke belakang untuk membuat posisi duduk menjadi
bersandar setengah berbaring (melorot).
Ingat
rumus 90 derajat. Pasien harus duduk dengan posisi sendi paha dan sendi lutut
ditekuk 90 derajat. Agar aman dan nyaman.
1. Secara berkala, ingatkan atau bantulah
pasien untuk menggeser pantatnya ke belakang.
2. Jika Anda kesulitan bagaimana memposisikan
duduk pasien di kursi roda, Anda bisa meminta bantuan fisioterapis atau
okupasional terapis. Bisa jadi kursi roda Anda tidak cukup ergonomis bagi pasien
pasca stroke.
3.
Sangga lengan yang lemah dengan meja di
depan. Jika
duduk di kusi roda gunakan sandaran tangan atau bantal.
4. Atur posisi kaki selebar bahu jangan
sampai terlalu terbuka atau menutup. Jika duduk di kursi roda atur sandaran
kaki sedemikian rupa.
Duduk di kursi roda
Kadangkala
pasien stroke ingin duduk berlama-lama di kursi roda sepanjang hari.
Fisioterapis atau okupasional terapis dapat mensetting atau meresepkan kursi
roda yang sesuai untuk kondisi pasien.
Fisioterapis
akan tau apakah pasien perlu diberi penyangga punggung atau bantalan duduk, karena problem setiap pasien
berbeda-beda. Anda juga bisa minta nasihat bagaimana cara terbaik menggunakan
kursi roda agar tidak berdampak buruk bagi pasien.
Biasanya
pantat pasien cenderung bergeser
ke depan (melorot) sehingga kakinya menyentuh lantai. Posisi demikian tidak
baik bagi pasien karena dapat menyebabkan:
- Mempengaruhi kontrol postural
- Meningkatkan tonus (merangsang spastisitas), nyeri, dan meningkatkan resiko gesekan kulit dengan kursi roda yang mengakibatkan lecet.
Seringkali
kaki pasien bengkak dan nyeri, karena sirkulasi pada daerah kaki terganggu.
Beberapa orang mencoba meninggikan posisi kaki saat di kursi roda untuk
mengurangi bengkak. Hal ini tidak terlalu membantu mengurangi bengkak, karena
paha (sendi paha/hip) menekuk berlebihan yang justru menghambat sirkulasi.
Membantu Memindah
Pasien
Keamanan membantu pasien paska stroke untuk pindah tempat tergantung
dari kemampuan Anda
sebagai “orang yang membantu” dan pasien. Tidak ada satu tehnik memindah
pasien yang bisa digunakan untuk semua keadaan. Berikut ini bisa dijadikan
pertimbangan saat akan memindahkan pasien.
1. Kemampuan penderita untuk mengontrol gerakan. Kontrol gerakan yang
masih jelek pada sisi tubuh yang lemah akan mengakibatkan sisi yang sehat
bekerja berlebihan saat pindah tempat.
2. Postur dan berat badan pasien dibandingkan dengan “orang yang
membantu”
3. Waktu dan kelelahan pasien (pasien yang terlalu lelah membutuhkan
banyak bantuan). Pasien yang bisa melakukan sesuatu dengan baik di pagi hari belum
tentu bisa melakukan dengan baik di malam hari.
4. Seberapa nyaman bantuan anda saat memindah pasien.
Panduan
Umum Memindah Pasien
Ikuti langkah berikut untuk memindah pasien:
- Pastikan lantai tidak licin dan tidak menginjak karpet yang mudah tergelincir
- Pastikan kursi roda telah terkunci, jika perlu cek dengan mendorong kursi roda
- Jika perlu gunakan sling penyangga bahu
- Bantulah pasien dengan posisi yang benar. Sisi tubuh pasien yang sehat berada sedekat mungkin dengan kursi roda. Geser pantat pasien sedekat mungkin dengan kursi roda
- Posisi anda harus sedekat mungkin dengan pasien yang anda bantu. Jangan menghalangi arah gerakan atau pandangan pasien ke arah yang dituju
- Arahkan dan sangga tubuh bagian atas. Letakkan tangan anda di punggung atas (seperti memeluk) lewat bawah ketiak. Jangan mengangkat pasien dengan meletakkan tangan di ketiak karena dapat menimbulkan nyeri
- Tekuk lutut anda dan tegakkan badan Anda
- Geser berat badan Anda dari kaki depan ke kaki belakang untuk memudahkan transfer.
Pindah dari Tempat Tidur ke Kursi Roda
Pemindahan
pivot (langkah) satu orang sering digunakan untuk membantu orang yang selamat
untuk berdiri. Ini juga digunakan untuk toilet, mobil, dan transfer tempat
tidur ke kursi roda.
Ikuti
langkah ini:
1. Siapkan kursi roda sedekat mungkin
dengan pasien, dalam posisi serong menghadap sisi tubuh pasien yang sehat.
2.
Pastikan kursi roda telah terkunci dan
sandaran kaki dibuka atau dilepas.
3.
Berdirilah di depan pasien, sangga punggung
atas pasien. Lihat gambar !
4.
Sampaikan terlebih dahulu kepada pasien
bagaimana cara Anda membantu pasien pindah ke kursi roda. Jika perlu peragakan.
5.
Ayun pasien ke depan dengan pelan dan bantulah pasien
untuk berdiri.
6.
Letakkan kaki anda di kaki pasien yang
lemah untuk menjaga agar tidak tergelincir.
7.
Bantu pasien untuk menapak dan memindah
berat badan ke kaki yang dekat dengan kursi roda.
8.
Putar pasien hingga membelakangi kursi
roda.
9.
Bantu pasien membungkuk dan meletakkan
pantat ke kursi roda hingga posisi
duduk.
Bila
Anda merasa berat memindah pasien sendirian, mintalah bantuan orang lain. Pasien
yang tidak dapat mengikuti perintah, atau terlalu berat mungkin membutuhkan 2
orang untuk membantu memindah. Penolong yang posturnya lebih tinggi berada di
belakang pasien, sedangkan yang posturnya lebih rendah di depan pasien.
Memindah pasien dengan setengah berdiri mungkin lebih ringan bagi penolong
dibandingkan berdiri penuh.
Berjalan
Pasien
pasca stroke
membutuhakan untuk belajar berjalan dengan aman. Pasien harus membiasakan diri
dengan keseimbangan, menggunakan kaki yang lemah, dan mungkin menggunakan alat bantu jalan. Perhatikan
hal-hal berikut ini untuk dapat membantu pasien aman saat berjalan:
1.
Keseimbangan dan Postur
- Keseimbangan yang bagus mencegah agar
tubuh tidak terjatuh. Pasien harus seimbang sebelum mulai berjalan
- Berat badan harus didistribusikan
dengan seimbang pada kedua kaki
- Jika pasien mulai kehilangan
keseimbangan saat berjalan, mintalah berhenti dan memperbaiki keseimbangannya
sebelum melanjutkan berjalan
- Pasien harus berjalan tegak,
pandangan kedepan, bukan
ke lantai
2.
Tumpuan
- Sendi paha, lutut dan pergelangan
kaki yang sakit harus sejajar. Posisi ini membantu tungkai menopang berat
badan dengan aman.
- Setelah kaki lemah diayunkan ke depan kemudian mulai menapak, berat
badan harus dipindahkan ke seluruh telapak kaki, -jangan hanya sisi luar
telapak kaki- untuk mencegah terkilir.
3.
Alat Bantu jalan
- Alat bantu jalan termasuk tongkat,
tripot, walker dan rolator. Fisioterapis dapat memilih alat bantu yang
tepat untuk pasien yang Anda rawat
- Menumpukan berat badan ke kaki sisi
lemah dapat membantu pasien bergerak normal
- Menumpukan berat badan ke tongkat dapat
mengurangi beban pada kaki yang lemah. Terlalu menumpu ke tongkat membuat
postur cenderung miring ke sisi sehat dan menyebabkan pola jalan yang
tidak normal.
4.
Keamanan
Pasien
harus memperhatikan keselamatan dan kemanan
saat berjalan. Beberapa pasien mempunyai gangguan lapangan pandang sisi tubuh
yang lemah, tidak jelas terlihat barang-barang di sampingnya. Ingatkan pasien
untuk menoleh ke sisi sakit agar tidak terbentur atau menabrak benda saat
berjalan.


Posting Komentar untuk "Latihan Bergerak Setelah Stroke"