Kecacatan Akibat Stroke. Ketahui Apa Saja
Semua orang tidak ingin cacat. Terlebih
mereka yang terlahir tanpa mempunyai cacat tubuh, tidak ingin penampilan
fisiknya berubah. Setiap manusia ingin perubahan yang lebih baik dalam segala
hal terutama dalam penampilan tubuhnya.
Namun tidak bisa dipungkiri, Perubahan
fisik yang awalnya sempura bisa berubah menjadi cacat disebabkan oleh faktor
kecelakaan dan atau penyakit. Hal ini seakan menjadi momok yang sulit diterima
sebagian orang. Dari sebagian penyakit yang menyebabkan kecacatan adalah
stroke. Karena itulah banyak pasien stroke dan keluarganya yang bertanya seputar
masalah kecacatan yang disebakan oleh stroke ini.
Karena itu pembahasan kita kali ini
adalah tentang beberapa masalah keterbatasan fisik yang disebabkan oleh stroke.
Dalam pembahasan ini juga kita akan membahas beberapa pertanyaan yang sering
diajukan oleh penderita stroke dan keluarganya.
Dahulu para ilmuwan beranggapan
bahwa otak yang mengalami kerusakan tidak memungkinkan adanya perbaikan. Namun,
secara klinis para terapis menemukan banyak pasien yang mengalami perbaikan dan
belajar bagaimana cara bergerak kembali seperti sebelumnya, atau menggunakan
cara lain untuk bergerak.
Sejak lama kapasitas otak untuk
merespon kerusakan merupakan suatu misteri, tidak jelas bagaimana otak mampu
mengkompensasi terhadap fungsi yang hilang. Penelitian di bidang ini sangatlah
luar biasa. Saat ini dengan Positron
Emission Tomography (PET) dan Fungctional
Magnetic Resonance Imaging (FMRI) memungkinkan untuk mengamati aktivitas otak
manusia yang hidup tanpa membuka otaknya.
Otak manusia terbukti sangat
adaptif dan dapat mengadakan perubahan struktural dan fungsional apabila
diberikan stimulasi lingkungan, hal ini disebut sebagai palstisitas otak. Plastisitas otak adalah kapasitas dari sistem
otak untuk beradaptasi dan memodifikasi organisasi struktural dan fungsional
terhadap kebutuhan, yang bisa berlangsung terus sesuai kebutuhan dan stimulasi
yang diberikan.
Stimulasi lingkungan berupa
stimulasi sensoris diterima oleh indvidu sebagai sebuah pengalaman dan respon
tindakan. Dan hal ini tidak hanya terjadi pada kondisi kerusakan otak seperti
stroke tapi perlu diingat bahwa plastisitas ini juga terjadi pada pertumbuhan
dan perkembangan otak normal. Plastisitas otak memungkinkan perubahan peta
fungsi pada bagian-bagian otak. Bagian otak yang masih tersisa dapat belajar
fungsi otak yang mengalami kerusakan akibat stroke.
Plastisitas otak memberi harapan
kepada pasien stroke, termasuk keluarga Anda, untuk berikhtiar dan belajar
mendapatkan kembali kemampuan fisik dan gerak sebelum stroke. Plastisitas otak
juga memberikan harapan kepada pasien, sekaligus membantah anggapan bahwa pemulihan
stroke hanya berlangsung hingga 6 bulan setelah serangan stroke.
Banyak data dan bukti ilmiah menunjukkan
pemulihan masih bisa berlangsung hingga tahun-tahun mendatang. 6 bulan awal
adalah waktu terbaik, Ini adalah waktu emas pasien belajar setelah stroke.
Setelah 6 bulan perkembangannya mungkin tak secepat 6 bulan pertama, namun ini bukan
berarti menutup harapan pasien setelah melewati waktu lebih dari 6 bulan untuk
belajar meningkatkan kemampuan fungsional pasien.
Hasil dari terapi pemulihan stroke memang berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor , diantaranya:
- Faktor Fisik. Pemulihan ini dipengaruhi oleh luas kerusakan otak, umur, fungsi area otak yang tersisa.
- Faktor Emosional. Seperti motifasi, semangat, mood, dan kemampuan pasien mentransfer aktivitas terapi dalam aktivitas sehari-hari.
- Faktor sosial. Dukungan keluarga, lingkungan dan orang-orang dekat sangat mempengaruhi keberhasilan terapi.
- Faktor Terapi. Semakin dini pasien menjalani terapi pemulihan akan semakin baik hasil yang didapat. Skill dan kemampuan terapis dalam memeriksa dan merancang program terapi juga mempengaruhi tingkat keberhasilan terapi.
Terapi pemulihan adalah bagian
penting dari pengobatan stroke. Tujuan dari pemulihan adalah membuat pasien
mendapatkan semaksimal mungkin kemandiriannya yang hilang setelah stroke.
Stroke mengakibatkan kemandirian terganggu, dan banyak tergantung dengan
pertolongan orang lain dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
Dalam terapi pemulihan ini pasien
juga pasien belajar bagaimana bergerak dan beraktivitas senormal mungkin. Hal
ini memang bukan berarti akan 100% kembali seperti keadaan sebelum stroke. Kadangkala hal ini memang
sulit dicapai, namun otak manusia juga masih bisa belajar aktivitas-aktivitas baru dengan keadaan fisiknya saat ini
(setelah stroke).
Dalam terapi pemulihan, kadangkala pasien
membutuhkan alat bantu seperti tongkat, ankle foot orthose, atau alat bantu
lain untuk membantu pasien beraktifitas lebih baik dan lebih mandiri dengan
keadaan pasien sekarang (setelah stroke).
Satu lagi yang perlu pasien ingat,
bahwa pemulihan stroke tidak bisa didapatkan secara instan. Mungkin pasien bisa
menemukan terapis terbaik di muka bumi, namun pasien harus ingat bahwa
pemulihan stroke membutuhkan waktu.

Posting Komentar untuk "Kecacatan Akibat Stroke. Ketahui Apa Saja"